azadcool.blogspot.com Ini adalah trip pertama ke luar negeri untuk mengisi stamp Passport yang sudah lama dibuat. Perjalanan singkat 2D1N ke Kuching, Negara Bagian Serawak, Malaysia via Jalur darat dari Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Jumat, 15 September 2023 pukul 07.00 saya, istri dan rombongan memulai perjalanan dari Kota Singkawang dengan mengendarai Mobil pribadi menuju PLBN Aruk di Kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Perjalanan kami ini kami tempuh dengan waktu sekitar 4 Jam dengan jalan yang bagus, aspal baru dan mulus. Tetapi track jalannya sedikit naik-turun banyak tikungan. Sepanjang perjalanan disajikan dengan pemandangan area perkebunan sawit, sahang dan pepohonan rindang.
Sesampainya di PLBN Aruk kita istirahat sejenak karena jam sudah menunjukkan sekitar pukul 11.00 WIB dan aktivitas sudah istirahat untuk sholat jumat. Selama di PLBN Aruk kondisinya sangat modern dengan bangunan baru dan fasilitas penunjang sangat lengkap. Kita coba jalan-jalan ke pasar PLBN untuk mencari makan dan camilan serta menyiapkan perlengkapan untuk dibawa ke Malaysia. Dan jangan lupa untuk membeli paket Roaming seluler Malaysia, supaya tidak terputus jaringan seluler. Disini kita juga melakukan sholat jumat di area Masjid PLBN yang sangat asri.
Pukul 13.30 WIB kita coba masuk area Border untuk pemeriksaan Passport. Tetapi ternyata Mobil yang kita kendarai karena statusnya adalah mobil kantor jadi harus ada Surat Kuasa yang menerangkan Mobil yang kita gunakan adalah benar-benar Mobil Kita. Karena untuk masuk Malaysia terdapat beberapa aturan untuk mengendarai mobil diantaranya adalah Membawa STNK dan SIM harus namanya sama atau ada surat kuasa Pemilik STNK kepada pemilik SIM, serta Aturan Kaca Film Mobil.
Rencana awal masuk Malaysia dengan Mengendarai mobil gagal. Kita coba parkirkan mobil di Area PLBN dan coba cari alternatif dengan menanyakan Taksi Malaysia yang bisa jemput dari Batas ke Kota Kuching. Kita dibantu Petugas Imigrasi untuk mencari taksi. Setelah beberapa saat mencari, petugas imigrasi mendapatkan taksi yang bisa jalan saat itu, tetapi biayanya mencapai 400 Ringgit (Sekitar Rp. 1.200.000,-) untuk 1 Mobil.
Begitu dapat taksi kita langsung memasuki Border Aruk untuk di periksa Passport dan dilakukan stempel Passpot. Setelah itu taksi Malaysia masuk untuk menjemput kami ke batas Malaysia-Indonesia dan diantarkan lagi untuk pemeriksaan Passport oleh Imigrasi Biawak Malaysia. Disana nampak ramai dan antre ditengah terik matahari yang sangat panas sekali. Ya, perbedaan Kantor Bordernya sangat nampak sekali. Kantor Imigrasi Aruk nampak mewah dan dengan fasilitas Ruangan AC, tapi di Kantor Biawak masih belum terupdate bangunanya sepertinya.
Sekitar 14.40 WIB kami selesai untuk pemeriksaan passport di Border Biawak dan melanjutkan perjalanan dengan taksi mobil proton buatan Malaysia yang berkapasitas hanya 4 penumpang saja. Kami takjub setelah beberapa saat masuk di jalanan Malaysia. Karena di Jalan Raya (Pan Borneo Highway) menuju Kota Kuching taksi yang kami kendarai melaju sangat kencang. Karena jalanan sangat sepi tetapi jalan rayanya sangat lebar dengan 4 lajur dan aspalnya sangat bagus. Kurang lebih perjalanan 2 jam, kita sudah sampai di Kota Kuching. Dengan tujuan salah satu hotel di Jalan Ban Hock. Yang sudah kita booking sebelumnya dengan Traveloka. Rate Harganya cukup tinggi untuk hotel dengan fasilitas standart (⭐⭐ kalau di Indonesia). Dan yang buat kita speechless setibanya di hotel tersebut adalah petugas hotelnya meminta uang jaminan hotel senilai harga hotel tersebut. Apa boleh buat, ya kita jaminan uang ringgit yang pas-pasan kita bawa ini ke hotelnya.
Setelah selesai beres-beres dan istirahat sejenak di hotel. Kami coba jalan-jalan di kota Kuching dengan menggunakan aplikasi Grab yang lumayan terjangkau. Kita coba jalan ke arah Waterfront Kuching sembari mencari Money changer.
Kita jalan-jalan menyusuri area Waterfront Kuching dari Jam 17.30 MYT(Waktu Malaysia GMT +8). Singgah untuk mencoba makanan Malaysia di kedai Nasi Abe (Jalan Main Bazaar) sekitar Waterfront. Karena terasa asing untuk pesan makanan. Kita berempat coba pesan makanan yang semuanya berbeda dan coba makanan yang tidak ada di Indonesia. Kebetulan saya Pesan Nasi Kerabu yang merupakan pakanan khas Malaysia dan Thailand. Sekilas mirip Nasi urap sayur tapi dengan versi berbeda. Setelah saya cicipi, ternyata sangat berbeda sekali. Nasi kerabu ternyata memiliki cita rasa yang khas dan sangat kaya rempah. Dan yang paling berasa adalah pada bagian campuran sayurnya yang dominan Bunga Telang yang mirip rasanya dengan Kecombrang menurut saya. Harga 1 porsi Nasi Kerabu dengan lauk irisan ayam, telur dan ikan asin hanya 10Rm (Sekitar 32000) saja.
Kita coba explore lebih dalam area Waterfront Kuching setelah makan. Karena memang disini menjadi pusat pelancong di Sarawak. Kita Coba naik di Jembatan Darul Hana, yang membelah sungai Serawak dan menghubungkan ke gedung Dewan Undangan Serawak. Mencicipi banyak jajanan khas, ada Milo yang rasanya lebih nikmat dari Milo Indonesia sepertinya. Setelah puas jalan, kita kembali ke Hotel dan beristirahat.
Sabtu, 16 September 2023. Mengawali pagi dengan jogging diarea Hotel sembari melihat lebih dalam kondisi kota Kuching. Dan setelah saya perhatikan. Disini nampaknya sangat jarang sekali orang yang mengendarai Motor, karena hampir semua yang saya temui di jalanan adalah mobil-mobil yang lalu lalang, dan mobilnya mayoritas mobil Proton kecil ukuran 2 atau 4 orang penumpang. Jalanan menjadi rapi tidak sehinggar-bingar kita di Indonesia.
Pukul 08.00 MYT kita coba makan di restoran hotel. Tidak banyak menu yang disajikan, antara lain telur rebus, roti panggang, french fries, ada nasi kare dan camilan Malaysia lainnya. Tetapi Overall makanannya sangat clean dan nyaman.
Kita cekout hotel untuk mengunjungi destinasi terakhir untuk berfoto-foto di Icon Kota Kuching, yaitu Cat statue (Patung Kuching) yang terletak di Jalan Tun Abd. Razak dan dikelilingi oleh bangunan hotel besar.
Setelah asyik berfoto, kita segera pesan taksi untuk mengantarkan di perbatasan supaya tidak telat karena bukanya hanya sampai pukul 14.00 MYT. Dan ternyata biaya taksinya hanya 200RM 😑, selisih separo sendiri dari yang kita bayar saat berangkat. Sampai di Border Biawak cukup lancar dan aman. Begitu sampai di Border Aruk kita harus mengisi document Imigrasi dan pengecekan barang bawaan kita. Akhirnya sabtu sore kita sudah sampai di Singkawang lagi.
Suwun,
Azadcool.
Komentar
Posting Komentar